BMKG: 49 titik panas terpantau di Aceh
Harian Pidie Jaya - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) menyebutkan 49 titik panas terpantau oleh satelit
berada di wilayah Aceh.
"Petang ini, satelit
memantau total ada 49 hotspot (titik panas) di Aceh," kata Kepala Seksi
Data dan Informasi BMKG Stasiun Kelas I Blang Bintang Zakaria di Aceh
Besar, Rabu.
Menurut dia, jumlah titik panas
itu meningkat karena kemarin cuma terdeteksi 36 titik dengan penyebaran
di delapan kabupaten/kota di wilayah paling ujung atau di Utara, Pulau
Sumatera.
Akan tetapi kini, ke-49 titik panas tersebut, tersebar pada 11 kabupaten/kota di provinsi bagian paling Barat di Indonesia.
Tercatat
16 titik panas diantaranya berada di Nagan Raya seperti di Kecamatan
Darul Makmur 10 titik, dan sisanya enam titik di Kecamatan Kuala.
Disusul
Aceh Barat 12 titik panas berada di Kecamatan Johan Palawan tujuh
titik, Kecamatan Sama Tiga dua titik, Kecamatan Kaway Enam Belas,
Kecamatan Bubon, dan Kecamatan Suakmas memberi sama-sama satu titik.
Lalu
Aceh Tengah tujuh titik panas tersebar di Kecamatan Silihnara,
Kecamatan Laut Tawar, dan Kecamatan Bintang masing-masing dua titik,
serta Kecamatan Atu Lintang satu titik.
Gayo Lues terpantau menyumbang empat titik berada di Kecamatan Teripe Jaya tiga titik, dan Kecamatan Putri Betung satu titik.
Sulubussalam tiga titik yang ketiganya di Kecamatan Rundeng, dan Aceh Jaya dua titik yang keduanya di Kecamatan Teunom.
Terakhir
Aceh Besar di Kecamatan Kota Luecot Glie, Aceh Barat Daya di Kecamatan
Babah Rot, Aceh Selatan di Kecamatan Trumon, dan Aceh Singkil di
Kecamatan Kota Baharu.
"Masing-masing memberi sumbangan satu titik, termasuk Bener Meriah di Pintu Rimegayo," terang Zakaria.
Yunus
S Swarinoto, Deputi Bidang Meteorogi BMKG diketerangannya mengingatkan,
ke depan Aceh perlu mewasdai kemunculan titik panas dan kabut asap.
Sebab,
lanjutnya, berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau
dari unsur cuaca masih menunjukkan bahwa wilayah di Aceh sangat mudah
terjadi kebakaran.
"Meski begitu, kondisi cuaca
tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan. Jika tidak
ada faktor manusia yang melakukan pembakaran," tegasnya. [hpj/aac]
No comments